SELAYANG PANDANG PONDOK PESANTREN DARUL FALAH
A.
BIOGRAFI TGH.
ABHAR MUHYIDDIN (PENDIRI PONDOK PESANTREN DARUL FALAH)
TGH. Abhar lahir pada 31 Desember
1926. Beliau adalah putra TGH. Muhyiddin, cucu TGH. Abd. Hamid - seorang tuan
guru yang berjasa besar dalam pengembangan islam di kawasan Pagutan dan
sekitarnya pada abad ke-19.
TGH. Abhar memulai riwayat
pendidikannya dari Sekolah Rakyat (SR) di Pagutan, yang mengantarkannya sebagai
generasi terdidik pada masanya. Tamat dari SR beliau melanjutkan belajarnya di
Darul Ulum Ampenan. Di madrasah Darul Ulum inilah TGH. Abhar mendalami ilmu
agama Islam di bawah asuhan Syeh Abdurrahman Assegaf, salah seorang ulama’
terkemuka pada masa itu.
Selesai belajar di Darul Ulum, beliau
melanjutkan pengembaraannya mencari ilmu agama ke tanah Jawa. Bersama dengan
TGH. Saleh Hambali Bengkel, beliau berangkat ke Jombang untuk berguru kepada
KH. Mustain Ramli. Di Jombang beliau berkonsentrasi untuk mendalami ilmu
tasawwuf yaitu dengan menekuni Thariqat Qadiriyah. Sekembalinya dari Jombang, beliau
aktif dalam dakwah di Pagutan dan Daerah lainnya, seperti di Jonggat, Bodak,
dan lainnya. Beberapa tahun kemudian, beliau kembali ke Jombang untuk mendalami
lebih lanjut seluk beluk tarekat, lebih-lebih tarekat Naksabandiyah. KH.
Musta’in Ramli Jombang kemudian memberikan ijazah kepada beliau sebagai Mursyid
thariqat (pembimbing spiritual).
Setelah mendalami dua aliran
thariqat tersebut, beliau kemudian mengembangkan ajaran thariqat Qadiriyah
wa Naqsabandiyah di Pulau Lombok, yaitu aliran tariqat yang menggabungkan
antara thariqat Qadiriyan dan thariqat Naqsabandiyah. Selain membimbing masyarakat
melalui metode tabligh untuk masyarakat umum, TGH. Abhar juga memberikan
pelajaran khusus bagi jamaah yang telah mengambil bai’ah thariqat kepada
beliau.
Di bidang tasawwuf (thariqat) TGH.
Abhar memiliki tidak hanya satu silsilah. Dari dokumen yang ada, ada tiga
silsilah yang beliau miliki. Berikut disebut salah satu silsilah yang beliau
miliki yang hingga kini di pegang kuat dan di sampaikan kepada jama’ahnya: ( KH. Muhammad Mustain , Syaikh Usman Ishaq, Syaikh
Muhammad Ramli, Syaikh Muhammad Khalil, Syaikh Muhammad Habibullah, Syaikh
Abdul Karim Banten, Syaikh Ahmad Khatib Sambas, Syaikh Syamsuddin, Syaikh
Farah, Syaikh Abdul Fattah, Syaikh Kamaluddin, Syaikh Usman, Syaikh Abdurrahim,
Syaikh Abu Bakr, Syaikh Yahya, Syaikh Waliuddin, Syaikh Nuruddin, Syaikh
Zainuddin, Syaikh Syarafuddin, Syaikh Hisamuddin, Syaikh Syamsuddin, Syaikh
Muhammad al-Hattak, Syaikh Abdul Aziz, Sayyidul Asfiya’ wa Qutb al-Auliya’
Syaikh Abdul Qadir al-Jilani, Syaikh Sa’id al-Mubarak, Syaikh Ibn al-Hasan,
Syaikh Ibn al-Faraj, Syaikh Abdul Wahid, Syaikh Abu Bakr, Syaikh Abul Qasim
Juneid al-Baghdadi, Syaikh Sirri as-Saqathi, Sayyiduna Samar al-Kazumi, Syaikh
Ibnul Ja’far Ali bin Fawas, Syaikh Fawas al-Katimi, Syaikh Ja’far al-Shadiq,
Syaikh Muhammad Baqi, Syaikh Zainul Abidin,
Sayyiduna Syaikh Hasan, Sayyiduna Ali, Sayyid al-Wujuh Muhammad SAW[1]). Ritual ibadah dari tarekat ini adalah memperbanyak zikir kepada Allah Swt. Zikir disini ada dua macam sesuai dengan nama dari pencetusnya. Tarekat qadiriyah menggunakan metode zikir jahar atau keras, maksudnya dengan melafalkan zikir la ilaha illallah dengan suara lantang dan nyaring. Sedangkan tarekat naqsabandiyah menggunakan metode zikir sir atau pelan, maksudnya lafal zikir dibunyikan dalam hati, lebih banyak peran hati dalam berzikir.
Sayyiduna Syaikh Hasan, Sayyiduna Ali, Sayyid al-Wujuh Muhammad SAW[1]). Ritual ibadah dari tarekat ini adalah memperbanyak zikir kepada Allah Swt. Zikir disini ada dua macam sesuai dengan nama dari pencetusnya. Tarekat qadiriyah menggunakan metode zikir jahar atau keras, maksudnya dengan melafalkan zikir la ilaha illallah dengan suara lantang dan nyaring. Sedangkan tarekat naqsabandiyah menggunakan metode zikir sir atau pelan, maksudnya lafal zikir dibunyikan dalam hati, lebih banyak peran hati dalam berzikir.
Sesuai dokumen yang ada, sampai saat
ini, tercatat lebih dari seratus ribu jamaah yang telah mengambil bai’ah thariqat
qadiriyah wan Naqsabandiyah, baik yang mengambil bai’ah pada beliau (TGH. Abhar)
maupun pada TGH. Muhammad Mustiadi Abhar yang menggantinya menjadi mursyid
setelah beliau wafat.
Selain aktif berdakwah melalui
pengajaran ilmu tasawuf (tariqat), TGH. Abhar juga aktif mengajarkan ulumu
syari’ah dengan membagun pondok pesantren. Yaitu Pondok Pesantren Darul Falah
Pagutan. Pada tanggal 1 Syawal 1413 H / 1993 M TGH. Abhar dipanggil oleh Allah untuk
menghadap-Nya. Beliau wafat pada usia 67 tahun.
Karya-karyanya
Sebagai ulama’, TGH. Abhar banyak
meninggalkan karya-karya berupa kitab-kitab yang terdiri atas berbagai cabang
ilmu. Satu diantaranya sudah diterbitkan, sedangkan yang lainnya masih dalam
bentuk manuskrip (tulisan tangan). Diantara karya-karya beliau yang masih
terpelihara dengan baik sampai saat ini yaitu:
1.
Najmul Huda
Kitab Najmul Huda berisi tentang ajaran tauhid yang disadur dari
kitab-kitab ulama’ penganut mazhab Asy’ariyah. Kitab ini dicetak oleh penerbit
“TAUFIQ” Surabaya. Kitab ini disusun dalam bahasa sasak (Pagutan) yang
menggunakan nazam (kalimat-kalimat yang menggunakan timbangan dalam
bentuk bait) yang berjumlah 169 bait. Yang dibahas dalam kitab ini adalah
pokok-pokok aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah seperti, sifat wajib Allah, sifat wajib
Rasul, sifat mustahil, sifat ja’iz, malaikat, hari kiamat, dan masalah-masalah
lainnya yang wajib diketahui dalam koridor Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah.
2.
Al-Misbah
Al-Munawwarah, berisi penjelasan seputar masalah tasawwuf dan
ajaran-ajaran thariqat hususnya tariqat Qadiriyah wa Naqsabandiyah. Kitab ini
masih berbentuk naskah tulisan tangan, terdiri dari 32 bagian ditambah dengan
beberapa lampiran. Isinya antara lain pengantar tentang tariqat, hal ihwal
zikir, latha’if dalam ilmu thariqat, ma’rifat, kasf, hakikat, dan lain
sebagainya hususnya yang berkaitan dengan doktrin dan ritual dalam thariqat
Qadiriyah wa Naqsabandiyah. Kitab yang belum dicetak ini tebalnya mencapai 60
halaman.
3.
Al-Ru’yah
Al-Haqqiyah, sebuah karya yang menjelaskan jenis-jenis
mimpi yang dapat dikategorikan benar atau dapat dipertanggungjawabkan.
4.
Tsamarah
Al-Fikriyah fi Mubahats An-Nahwiyah, merupakan ringkasan materi dalam ilmu nahwu.
5.
Tsamarah
Al-Fikriyah fi Mubahats As-Sharfiyah, merupakan ringkasan materi dalam ilmu sharf.
6.
Tsamarah Al-Fikriyah
fi Mubahats al-Fiqhiyah, merupakan ringkasan materi dalam ilmu fiqih.
7.
Tsamarah
Al-Fikriyah fi Mubahats al-Ushuliyah, merupakan ringkasan materi dalam ilmu usul
fiqh.
8.
Tsamarah
Al-Fikriyah fi Mubahats al-Arudhiyah, merupakan ringkasan materi dalam ilmu Arud.
9.
Tsamarah
Al-Fikriyah fi Mubahats al-Mantiqiyah, merupakan
ringkasan materi dalam ilmu mantiq (logika).
10. Tsamarah Al-Fikriyah fi Mubahats
al-Tafsiriyah, merupakan ringkasan materi dalam bidang
tafsir.
Murid-muridnya
Selain putra beliau TGH. M. Mustiadi
Abhar yang menggantikan beliau sebagai pimpinan Pondok Pesantren Darul Falah
sekaligus sebagai Mursyid tariqat qadiriyah wa naqsabandiyah, ada beberapa tuan
guru hasil didikan beliau yang berhasil membangun pesantren cabang dan
memberikan pengajian-pengajian yang tersebar di berbagai tempat, antara lain:
1.
TGH. Badrul
Ihsan (Pagutan)
2.
TGH. Abdul
Mu’in (Pengasuh Ponpes Nurul Iman Pagutan)
3.
TGH. M. Zohdi
Sanusi (pengasuh Ponpes Hidayatul Muttaqin Pagutan)
4.
TGH. Ikbal
Muhyiddin Abhar—putra beliau—(Pagutan)
5.
TGH. Misbahul
Munir (alm) Pagutan
6.
TGH. Mahmud
(alm), mendirikan Ponpes Darul Hikmah Karang Genteng
7.
TGH. Ulul Azmi
(Pengasuh Ponpes Abhariyah Jerneng)
8.
TGH. Ah.
Khairil Abrar (pengasuh Ponpes Darun Najah Telagawaru)
9.
TGH. Anwar MZ
(pengasuh Ponpen Darunnajah Duman)
10. TGH. Abdul Manan (alm) Tembelok
11. TGH. Sirojul Munir (alm) Bajur
12. TGH. Fawa’id Hariri (alm) mendirikan Ponpes ....
Selagalas
13. TGH. Ahmad Madani (pengasuh Ponpes Al Madaniyah Jempong)
14. TGH. Mahyudin (dasan Ketujur)
15. TGH. Muzhar Bukhari (pengasuh Ponpes .... Dasan Ketujur)
16. TGH. Munir (kekeri)
17. TGH. Abdul Halim (Aikmel)
18. TGH. Hasan Basri (Pringgarata)
19. TGH. Zaini Azhari (terong Tawah)
20. TGH. Muhajirin (pengasuh Ponpes .... Dasan Ketujur)
21. TGH. Fathurrahman (perampuan), dan lainnya.
B.
SEJARAH SINGKAT PONDOK PESANTREN DARUL FALAH
Pondok Pesantren Darul Falah
didirikan oleh TGH. Abhar putra dari TGH. Muhyiddin Pagutan. Dilihat dari perkembangan
dari sejak berdirinya sampai sekarang, Pondok pesantren Darul Falah dapat
dikategorikan dalam 3 fase, yaitu : (a) fase printisan, (b) fase pertumbuhan,
(c) fase perkembangan.
a.
Fase Printisan
Di Kelurahan Pagutan terutama di Lingkungan
Karang Buaya dan Presak Timur, terdapat banyak ulama’ sebelum masa kemerdekaan
republik Indonesia. Di antaranya yang paling menonjol dan disegani adalah TGH.Abdul Hamid.
TGH. Abdul Hamid memiliki seorang
istri bernama Hajjah Zahrah, putri dari
Haji Abdul Gani dari Banten. Dari istrinya ini beliau mendapat seorang
putri yang bernama Siti Manna. Siti
Manna menikah dengan TGH. Muhidindan dikaruniai seorang putra yang diberi nama
Abhar. Abhar muda menyelesaikan studinya di sekolah rakyat kemudian melanjutkan
ke Pondok Pesantren Darul Ulum
(Setingkat MA) Ampenan dibawah bimbingan guru besar tamatan Universitas
Al-Azhar Kairo Yaitu Sayyid Abdurrahman As-Segaf (Bandung). Abhar menimba ilmu
Agama Islam di Darul Ulum selama 12 tahun. Setelah penyelesaikan belajarnya di Pondok
Pesantren Darul Ulum, dia berangkat ke kota Makkah dan sempat ikut dalam
Pergerakan Pemuda Negara Republik Indonesia di Luar Negeri. Kemudian pada tahun
1950, Abhar Muhidin kembali ke tanah Lombok. Dan karena kedalaman ilmu agama
yang dimilikinya, maka oleh masyarakat belia diberi gelar Tuan Guru.
Sejak saat itu beliau akrab dengan panggilan Tuan Guru Haji (TGH) Abhar.
Sekembali dari tanah suci Makkah,
berbagai desakan serta keinginan dari masarakat, meminta TGH. Abhar membuka sebuah pengajian di bawah
bimbingan beliau. Ahirnya beliau mulai membuka pengajian yang mengambil lokasi
di serambi rumah beliau yang sangat kecil, hanya berukuran 6 x 3 M2, dan oleh
beliau tempat pengajian tersebut diberikan nama DARUL FALAH. Pengajian tersebut
di mulai pada tanggal 29 Rajab 1376 Hijriyah bertepatan dengan tahun 1956
Masehi.
Pada awal berdirinya, Darul Falah hanya
memiliki 35 santri yang terdiri dari 30 laki-laki dan 15 perempuan yang berasal
dari wilayah Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur.
Sekalipun demikian semangat santri sangat tinggi, siang malam para santri
mengaji dengan tekun, tanpa ada libur kecuali hari-hari libur Nasional. Karena
Pondok Pesantren Darul Falah didirikan dengan keyakinan dan keihlasan lillaahi
ta’aala ( semata-mata karna Allah ), maka lambat laun seiring berjalannya
waktu Darul Falah mulai menampakkan tanda-tanda kemajuannya. Hal ini terbukti
dengan makin banyaknya santri yang masuk pada setiap tahunnya. Pada tahun 1968
santri Darul Falah berjumlah 200 orang. Keberadaan Pondok Pesantren Darul Falah
kemudian dikukuhkan dengan Akte Notaris bernomor 35 oleh Notaris Abdurrahim, SH. Pada tanggal
24 November 1968.
b.
Fase Pertumbuhan
Berkat kegigihan dan semangan tak
kenal lelah serta keihlasan TGH. Abhar Muhidin selaku pendiri, pengasuh dan
pimpinan Pondok Pesantren Darul Falah, Pondok Pesantren Darul Falah mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya santri
yang datang belajar yang berasal dari berbagai penjuru di Pulau Lombok. Bahkan,
terdapat beberapa santri yang berasal dari luar pulau Lombok seperti dari Bali
dan Sulawesi. Di sisi lain, keadaan ini menyebabkan Pimpinan Pondok Pesantren
Darul Falah berupaya untuk mencari tempat yang lebih luas karena prasarana yang
ada sudah tidak memungkinkan untuk menampung santri yang semakin banyak.
Pada tahun 1988 lokasi Pondok Pesantren
Darul Falah dipindahkan ketempat yang lebih luas yaitu di sebelah barat
Lingkungan Peresak. Di lokasinya yang baru ini, Darul Falah mulai berbenah.
Ruang-ruang kelas serta asrama santri mulai dibangun meskipun dalam model
bangunan semi permanen karena keterbatasan dana pada waktu. Lima tahun berlalu
sejak kepindahan Pondok Pesantren dari karang Buaya ke Presak, tepatnya tanggal
1 Syawal 1413 Hijriah TGH. Abhar Muhyiddin, pendiri serta pimpinan pertama
Pondok Pesantren Darul Falah wafat.
c.
Fase perkembangan
Setelah wafatnya TGH. Abhar Muhiddin
kepengurusan Pondok Pesantren Darul Falah dilanjutkan oleh putranya TGH.
Muhammad Mustiadi Abhar. Di bawah kepimpinan TGH. Muhammad Mustiadi Abhar
banyak kemajuan yang dicapai oleh Pondok Pesantren Darul Falah. Diantaranya, dalam
mendukung program pemerintah wajib belajar 9 tahun (wajar Dikdas 9 tahun)
santri di samping belajar ilmu agama melalui Madrasah Diniyah juga diberi
kesempatan mengikuti pelajaran umum dengan membuka SMP terbuka (Kejar paket B).
SMP terbuka mulai di selenggarakan di Pondok Pesantren darul Falah pada tahun 1995.
Dari sinilah lembaga pendidikan umum dikembangkan sehingga lahirlah SMA Darul
Falah pada tahun 2000, Dan SMP Salafiyah
Darul Falah pada tahun 2001, dan SMK Darul Falah pada tahun.....
C.
LETAK GEOGRAFIS
Pondok Pesantren Darul Falah terletidak di
Lingkungan Presak Kelurahan Pagutan Kecamatan Mataram Kota Madya Mataram tempatnya di Jalan Banda
Seraya No. 47 Pagutan. Pondok Pesantren Darul Falah didirikan diatas areal
tanah seluas ± 6000 M2 Dengan
batas-batas wilayah sebagai berikut :
a.
Sebelah Timur : Rumah Penduduk
b.
Sebelah Barat : Perumahan
c.
Sebelah Utara : Jalan Banda Seraya
d.
Sebelah Selatan : Perumahan
D.
LEMBAGA-LEMBAGA DI BAWAH PONDOK PESANTREN DARUL FALAH
Sebagai sebuah yayasan, Pondok Pesantren Darul
Falah menaungi beberapa lembaga untuk menjalankan program pesantren sesuai
bidang masing-masing. Lembaga-lembaga tersebut adalah:
1.
Madrasah Diniyah Darul Falah
Madrasah Diniyah (Madin) Darul Falah adalah lembaga pendidikan yang
bernaung di bawah yayasan Pondok Pesantren Darul Falah. Madin Darul Falah
bergerak di bidang pendidikan agama. Untuk mencetak santri yang benar-benar tafakkuh
fiddin (memiliki pemahaman yang paripurna dalam agama). Madrasah Diniyah
Darul Falah membentuk beberapa program pengajian yaitu:
a.
Pengjian
Klasikal
Pengajian klasikal adalah kegiatan pengajian yang berdasarkan
tingkat yaitu dari tingkat satu sampai tingkat enam putra-putri.
Pengajian ini adalah kegiatan inti Madrasah Diniyah Darul Falah yang mempelajari
kitab-kitab utama semua cabang ilmu
yang diajarkan di Madin. Kitab yang di pelajari disesuaikan dengan tingkatan
santri dan akan terus berganti seiring dengan kenaikan tingkat secara berkesinambungan.
Proses kenaikan tingkat ditentukan melalui evaluasi terjadwal
sesuai dengan materi yang dipelajari pada pengajian klasikal. Evaluasi ini terbagi menjadi 4 tahap yaitu:
a)
Ujian Mid
Smester I, diselenggarakan pada pertengahan smester satu dalam setiap tahun
ajaran.
b) Ujian Smester I, diselenggarakan pada akhir smester satu dalam
setiap tahun ajaran
c)
Ujian mid
smester II, diselenggarakan pada setiap pertengahan smester II dalam setiap
taun ajaran.
d) Ujian mid smester II, diselenggarakan pada setiap ahir smester II
dalam setiap ajaran.
b.
Pengajian
halaqoh
Pengajian halaqoh adalah pengajian yang diselenggarakan dalam
kelompok-kelompok kecil sesuai dengan tingkatan dimana satu kelompok terdiri
dari 10–15 orang santri. Kegiatan pengajian halaqoh ini bertujuan untuk
mempelajari kitab-kitab tambahan yang dianggap perlu sebagai penunjang materi
inti yang dipelajari dalam pengajian klasikal. Selain itu, penyelenggaraan
pengajian haloqah juga dimaksudkan sebagai tempat latihan mengajar bagi santri
tachassus sebelum diangkat sebagai pengajar tetap
pada kelas yang lebih besar (pengajian klasikal).
c.
Pengajian
Rauhah
Pengajian rauhah adalah kegiatan pengajian umum yang diikuti oleh
santri secara keseluruhan tanpa membedakan tingkatan. Pengajian rauhah
dibimbing langsung oleh TGH. Zafrul Fauzan (kepala Diniyah). Tujuannya adalah
untuk menyampaikan nasihat-nasihat yang sifatnya umum.
d.
Halaqah Al
Qur’an
Adalah suatu kegiatan yang dipersiapkan untuk tahsi qira’ah dan
tahfiz AL Qur’an bagi seluruh santri. Kegiatan ini dibentuk dalam
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 10-15 orang. Setiap kelompok dibimbing oleh seorang tachassus yang tugasnya
adalah:
a)
Membimbing
santri yang kemampuan bacaannya masih rendah
b) Mentahsin bacaan santri yang bacaannya masih belum sesuai dengan
qaidah yang benar
c)
Menyimak
setoran hafalan anggota kelompok bimbingannya sesuai dengan jatah ahafalah yang
sudah ditentukan.
d) Memimpin hizib Qur’an.
e.
Muraja’ah Ammah
Adalah kegiatan belajar sendiri-sendiri bagi seluruh santri sebagai
tempat yang terjadwal bagi santri untuk mempersiapkan seluruh materi pelajaran
yang akan dipelajari pada keesokan harinya. Kegiatan ini bertempat di aula
utama Pon-Pes Darul Falah dengan alokasi waktu selama dua jam yaitu dari jam
20.00-23.00.
f.
Pengajian
Ustadz dan Tachassus
Adalah kegiatan pengajian khusus yang diikuti
oleh santri tingak lanjut (tahassus) yang mengkaji secara lebih dalam
seluruh materi ulumu syari’ah. Pengajian ini dibimbing langsung oleh
TGH. Zafrul Fauzan yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga pengajar yang
benar-benar memahami setiap materi ilmu syari’ah secara mendalam, menyeluruh
dan tidak setengah-setengah terutama pada mata pelajaran yang
dipeganggnya. Kitab-kitab yang dipelajari dalam pengajian ini juga adalah
kitab-kitab lanjutan (kutubul muthawwalat) daru setiap
mata pelajaran.
g.
Pengajian kelas
kitab kuning, yaitu pengajian yang diikuti oleh santri yang tidak mengikuti
pendidikan umum di ma’had. Pengajian ini diselenggarakan untuk mengisi
kekosongan waktu bagi santri yang tidak sekolah pada waktu
santri yang lain mengikuti dirasah umumiyah.
h.
Pengajian kelas
khusus, pengajian tambahan yang diikuti oleh kelas khusus. Pengajian ini
dilaksanakan ketika pelaksanaan kegian pendidikan umum unuk santri-santri yang sudah diseleksi yang memiliki potensi untuk
dididik mendalami ulumu syari’ah secara menyeluruh dan mendalam
1.
KEADAAN SANTRI
Santri Madrasah diniyah darul falah
adalah anak-anak usia belajar yang datang dari berbagai tempat yang secara
sengaja menetap di pondok pesatren selama waktu tertentu dengan tujuan untuk
mendapatkan bimbingan ilmu agama. Secara umum santri madrasah diniyah dibagi
dua macam:
1.
Santri Muqim
yaitu santri yang menetap di ma’had (tinggal di asrama ma’had). Santri muqim
dibagi menjadi dua:
a.
Kelas umum
sebanyak 16 kelas yaitu:
b.
Kelas khusus
satu kelas
2.
Santri habib
kautsar yaitu santri yang datang ke pesantren pada jadwal-jadwal pengajian dan
setelah pengajian selesai santri bersangkutan kembali kerumah masing-masing.
Berikut ini rincian data santri madrasah
diniyah darul falah:
NO
|
TINGKAT
|
PUTRA
|
KETERANGAN
|
1 A UMUM
|
49
|
MUQIM
|
|
1 B UMUM
|
57
|
MUQIM
|
|
1 C UMUM
|
40
|
MUQIM
|
|
1 D UMUM
|
44
|
MUQIM
|
|
2 A UMUM
|
42
|
MUQIM
|
|
2 B UMUM
|
40
|
MUQIM
|
|
2 C UMUM
|
31
|
MUQIM
|
|
2 D UMUM
|
31
|
MUQIM
|
|
3 A UMUM
|
42
|
MUQIM
|
|
3 B UMUM
|
48
|
MUQIM
|
|
4 A HUSUS
|
16
|
MUQIM
|
|
4 B UMUM
|
20
|
MUQIM
|
|
4 C UMUM
|
13
|
MUQIM
|
|
5 A UMUM
|
19
|
MUQIM
|
|
5 B UMUM
|
17
|
MUQIM
|
|
6 A UMUM
|
17
|
MUQIM
|
|
6 B UMUM
|
18
|
MUQIM
|
|
TAHASSUS
|
40
|
MUQIM
|
|
HABIB
KAUTSAR
|
10
|
TDK MUQIM
|
|
JUMLAH
|
594
|
2.
USTADZ PENGAJAR
Tenaga Pengajar di Madrasah Diniyah
Darul Falah sebagian besar di ambil dari ustadz-ustaz yang menjadi alumni pon
pes Darul Falah. Ustadz pengajar yang ada di Madrasah Diniyah Darul Falah
berjumlah 41 orang.
Berikut ini data nama data nama-nama pengajar dan
jumlah jam perpekan di Madrasah Diniyah Darul Falah:
NO
|
NAMA
|
JLH JAM
|
RINCIAN
|
1
|
BAPAK ALMUKARRAM
|
18
|
ahlaq 1 ( 1, 2, 3 gabung) - nahwu 2, sorof 1, mantiq
1 (6a, 6b)
|
2
|
TGH. H. Zafrul Fauzan
Tabrani
|
24
|
b. arab 5 (1, 2, 3 gabung) - tafsir 3, fiqih 3, b. arab
2, istibyan 1 (4a)
|
3
|
Ust. H. Zainun,S.Sos.I
|
4
|
Tafsir 2 (6A & 6B)
|
4
|
Ust. H. Musleh, S. Pd.
|
4
|
Tarih 1, tauhid 1 (6A & 6B)
|
5
|
Ust. Mujtahidin
|
4
|
arud 1 (5a, 5b, 6a, 6b)
|
6
|
Ust. H. zainal Arifin,
S. Ag.
|
8
|
hadits 2, tasawuf 2 (6a,6b)
|
7
|
Ust. Baidawi, SE.
|
4
|
Fiqih 4 (5b)
|
8
|
Ust. Badarudin
|
4
|
Tafsir 2 (4b, 4c)
|
9
|
Ust. Islam Jayadi
|
4
|
tauhid 1 (4b, 4c, 5a, 5b)
|
10
|
Ust. H. Sufian Humaidi
|
8
|
fiqih 3, ilmu hadis 1 (6a,6b)
|
11
|
Ust. Faizi
|
8
|
Tasawuf 2 (4b, 4c, 5a, 5b)
|
12
|
Ust. Rosyidin
|
4
|
ilmu hadis 1 (4b, 4c, 5a, 5b)
|
13
|
Ust. Muaidi, M. Ag
|
2
|
usul fiqh 1 (6a, 6b)
|
14
|
Ust. Suhaemi
|
4
|
sorof 1 (4b, 4c, 5a, 5b)
|
15
|
Ust. Nurudin SH. I
|
4
|
Fiqih 4 (4b)
|
16
|
Ust. Abdurrahman G
|
4
|
hadits 2 (4b, 4c)
|
17
|
Ust. H. Akmal
Hidayatullah
|
4
|
fiqih 4 (5a)
|
18
|
ust H. Mazhar Khalid
|
4
|
khat 1 (1a, 1b, 1c, 1d)
|
19
|
Ust. Lalu Zaini Ahmad
|
4
|
hadits 2 (5a, 5b)
|
20
|
Ust. Safiul Azis
|
12
|
Usul fiqh 2 (4a)- Nahwu 2, Usul fiqh 1 (4b, 4c)-
tafsir 2 (5a, 5b)
|
21
|
Ust. Ibnu Athoillah, S.
Pd. I
|
10
|
arud 1 (4a)- tarikh 1 (4b, 4c), usul fiqh 1, nahwu
2, tarikh 1 (5a, 5b)
|
22
|
Ust. Awwalul Fahmi
|
4
|
fiqih 4 (4b)
|
23
|
ust. Yusuf Al Hamdani
|
6
|
sorof 1, tarih 1 (2c, 2d, 3b)
|
24
|
Ust. Hayatullah Humaini
|
6
|
tajwid 1, tauhid 1 (2c, 2d, 3b)
|
25
|
Ust. Ahmad Kardi, S.
Pd.I.
|
10
|
tasawuf 3 (2a, 2b) - tasawuf 2 (3a) - tauhid 2 (4a)
|
26
|
Us. Wardi Zaini Muktar
|
11
|
tasawuf 3 (2c, 2d) - tasawuf (3b) - tasawuf 3 (4a)
|
27
|
Ust. Ahmad Lutfi RF.
S.EI
|
14
|
fiqih 2 (2a,2b, 2c, 2d, 3b) - ulumul qur'an 2, ilmu
hadis 2 (4a)
|
28
|
Ust. Zulkarnain
|
10
|
nahwu 3 (2c, 2d) - nahwu 2 (3b) - imla' 1 (3a, 3b) -
Nahwu 3 (4a)
|
29
|
Ust. Muhammad Arifin
|
12
|
tasawuf 5 (1c, 1d) - tarikh 2 (4a)
|
30
|
Ust. Subki
|
2
|
hadis 1 (3a,3b)
|
31
|
Ust. Muhammad Wajdi
|
10
|
fiqih 4 (1c, 1d) -
fiqih 2 (3a) - hadits 2, sorof (4a)
|
32
|
Ust. Busairi
|
2
|
tauhid 1 (1a, 1b)
|
33
|
Ust. Fatoni Hasan
|
8
|
fiqih 4 (1a, 1b)
|
34
|
Ust. Awaludin
|
8
|
nahwu 3 (2a, 2b) - Nahwu 2 (3a)
|
35
|
Ust. L. Juaini
|
2
|
Tauhid 1 (1c, 1d)
|
36
|
Ust. Ahmad Fatoni
|
3
|
tarikh 1 (2a, 2b, 3a)
|
37
|
Ust. Fahrurrozi, S. Pd
|
3
|
tauhid 1 (2a, 2b, 3a)
|
38
|
Ust. Abdurrahman
|
3
|
sorof 1 (2a, 2b, 3a)
|
39
|
Ust. Johamsyah
|
3
|
tajwid 1 (2a, 2b, 3a)
|
40
|
Ust. Sahironi Kholis
|
4
|
al qur'an 1 (1a, 1b, 1c, 1d)
|
41
|
Ust. Hidayatullah Fadli
|
10
|
tasawuf 5 (1a, 1b)
|
JUMLAH
|
273
|
||
2.
Lembaga Pendidikan Umumiyah
Lembaga pendidikan umumiyah yang ada di Pondok Pesantren Darul Falah ada 3
macam, yaitu:
a.
SMP salafiyah
Darul Falah
b.
SMA Darul Falah
c.
SMK darul Falah
3.
Jam’iyah Ahli Thariqat Qadiriyah Wannaqsabandiyah
Mu’tabaroh Darul Falah.
Adalah lembaga yang mengkoordinir jamaah thariqat yaitu orang
-orang yang telah mengambil bai’ah baik kepada TGH. Abhar maupun TGH. M.
Mustiadi abhar. Sebagaimana tercantum di
dalam dokumen yang ada sampai saat ini jamaah yang telah mengambil bai’ah
thariqat qadiriyan wanaqsabandiyah mu’tabarah Darul Falah sudah tercatat
mencapai lebih dari seratus ribu jammah. Jamaah thariqat ini tersebar diseluruh
penjuru pulau Lombok.
Untuk memudahkan koordinasi antara jammah dengan Al Mursyid maka
dibentuk ketua jamaah. Ketuan jamaah ditunjuk langsung oleh Al Mursyid
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Setiap ketua jamaah bertugas
untuk mengkoordinir seluruh jamaah yang di dusun/kampungnya. Masing-masing
ketua jamaah membawahi 20-100 orang jamah, ini tergantung pada jumlah jamaah
yang ada di kampong tersebut.
Di samping itu, Al mursiyd juga membentuk coordinator penghubung
dari pesantren (tim pusat) untuk memudahkan koordinasi Al Mursyid dengan para
ketua jamaah. Setiap kooedinator penghubung bertanggung jawab sebagai satu
kecamatan. Sampai saat ini jumlah dari ketua jamaah thariqat yang ada sebanyak 450
orang.
Adapun kegiatan-kegiatan yang ada pada jamaah thariqat ini adalah
sebagai berikut:
1.
Melakukan
istigosah setiap sekali seminggu oleh setiap ketua jamaah di tempatnya
masing-masing.
2.
Pengajian husus
jamaah yang diisi langsung Al Mursyid di pesantren sebanyak 2 kali semingggu
yaitu: hari ahad pagi untuk jamaah laki-laki dan selasa siang untuk jamaah
perempuan.
3.
Pengajian umum
para tokoh dan sesepuh Pon Pes Darul falah yang di adakan di tempat-tempat
jamaah secara berkala
4.
Layatan
kematian: mengahadiri acara pemakaman apabila ada jamaah maupun keluarga jamaah
yang meninggal dunia
4.
Ikatan Alumni Pondok Pesantren Darul Falah (IKADAFA)
Ikadafa adalah lembaga yang mengkoordinir semua alumni dan abituren yang
pernah menimba ilmu di Pondok Pesantren Darul Falah. Program-program yang
dijalankan oleh lembaga ini diantaranya:
a.
Reuni
tingkatan, diselenggarakan oleh masing-masing tingkatan yang ada. Waktu
pelaksanaan sesiau dengan kesepakatan masing-masing tingkatan.
b.
Reuni akbar,
pertemuan seluruh alumni dari angkatan pertama sampai angkatan terahir,
diselenggarakan satu kali satu tahun dan bertempat di pondok pesantren
c.
Bahtsul Masa’il
Alumni
d.
Layatan bagi
alumni atau keluarga alumni yang kena musibah (meninggal dunia)
5.
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Darul Falah
KBIH telah membimbing
jamaah haji sebanyak 11 kali, setiap tahun KBIH Darul Falah selalu
berpartisipasi secara aktif dalam membimbing jamaah haji Khususnya Jamaah Haji
Kota Mataram.
Untuk tetap menjaga
kemabruran haji setia rombongan yang dibimbing oleh KBIH Darul Falah setelah
kembali ke Tanah Air selalu diarahkan untuk membentuk Majlis Taklim, dan
alhamdulillah kegiatan masing-masing Majlis Taklim berjalan sesuai dengan yang
diharapkan.
Pada musim haji 2011-2012 yang baru lalu, KBIH Darul Falah
Alhamdulillah membimbing sebanyak 49 (empat puluh sembilan) Jamaah yang
tergabung dalam kloter utuh kota Mataram.
IDENTITAS KBIH
Nama :
KBIH Darul Falah
Alamat : Pondok Pesantren Darul Falah Pagutan
Mataram
Jl. Banda Sraya No. 47 Kota Mataram
Pembina : TGH. M. Mustiadi Abhar
Ketua :
TGH. Muammar Arafat. SH. MH
Pembimbina : 1. TGH.
Mustiadi Abhar
2. TGH. Zafrul Faozan Tabrani
3. TGH. Badrul Ihsan
4. TGH. Ahmad Madani
5. TGH. Muammar Arafat, SH. MH
6. TGH. Turaihan Azhuri
7. TGH. Khaeril Abrar
8. TGH. Muzahar Bukhori
9. TGH. Ulul Azmi
10. Ust. H. Musleh, S. Pd
11. H. Saeful Abdi
E.
JADWAL YAUMIYAH SANTRI
NO
|
WAKTU
|
KEGIATAN
|
1
|
04.00
-- 05.00
|
Bangun tidur dan Qiyamullail
|
2
|
05.00
-- 05.50
|
Shalat Subuh & Wirid
|
3
|
05.50
-- 06.00
|
Persiapan pengajian Klasikal
|
4
|
06.00
-- 08.15
|
Pengajian Klasikal Madin
|
5
|
08.15
-- 08.30
|
Solat Duha berjamaah
|
6
|
08.30
-- 09.30
|
Sarapan, mandi, persiapan mengikuti
pendidikan umum
|
7
|
10.00
-- 12.30
|
Dirasah umumiyah
|
8
|
12.30
-- 13.30
|
Istirahat, salat, makan siang, persiapan
lanjutan pendidikan umum
|
9
|
12.30
-- 15.00
|
lanjutan pelajaran umum
|
10
|
15.00
-- 15.30
|
istirahat, persiapan salat asar
|
11
|
15.30
-- 17.00
|
salat asar & Pengajian Rauhah
|
12
|
15.30
-- 17.00
|
Solat Asar & Rauhah
|
13
|
17.00
-- 18.00
|
Kegiatan Jasmaniyah & persiapan
salat magrib
|
14
|
18.00
-- 19.00
|
Salat magrib & wirid
|
15
|
19.00
-- 19.45
|
Pengajian Halaqah
|
16
|
19.45
-- 20.00
|
Solat isa berjamaah
|
17
|
20.00
-- 20.30
|
halaqah qur'an
|
18
|
20.30
- 21.00
|
istirahat, persiapan murajaah ammah
|
19
|
21.00
-- 23.00
|
Murajaah ammah
|
20
|
23.00
-- 04.00
|
istirahat
|